Website Siap Melayani Anda
Website Pemerintah Desa Kelaan

Sejarah Desa

Dahulu kala hiduplah seorang Pemberani yang namanya Kanmasa bersama kedua binatang peliharaanya yaitu seekor anjing (Letvaar) dan seekor ayam (Kadektaru ). Setiap hari Kanmasa selau berburu selalu membawa tombank (Laisana) dan Parang  (Suruk) demi mempertahankan hidup dan menjaga kekuasaanya yang disebut Kelibait. Di wilayah petuanan kelibait Wilayah Tumbulah  sebuah pohon besar yang namanya Wawua Ratu ( Pohon Emas). Dipohon inilah ada sebuah tali Emas ( Kusali ) dari langit yang turun ke bumi, dimana ada tiga bidadari dari khayangan yang turun melalui pohon Wawua Ratu yang bernama Wengmasa, Ditimasa dan Watavnur. sebuah pohon besar yang namanya Wawua Ratu ( Pohon Emas). Dipohon inilah ada sebuah tali Emas ( Kusali ) dari langit yang turun ke bumi, dimana ada tiga bidadari dari khayangan yang turun melalui pohon Wawua Ratu yang bernama Wengmasa, Ditimasa dan Watavnur.

Selang berjalannya waktu ketiga bidadari itu tertarik pada Kanmasa sang penguasa di daerah Kelibait. Namun Kanmasa melakukan ujian kepada ketiga bidadari itu, yang pertama. Alabila siapa yang berjalan di atas api dan tidak terbakar berarti dia akan menjadi pendamping hidup saya. Kedua barang siapa yang berdiri di ujung tombak ( Laisana ) saya dan tidak berdara berarti dia akan kujadikan pendamping hidup saya, dan yang terakhir, barang siapa yang berjalan di atas parang ( Suruk ) yang sangat tajam ini dan tidak mengalami luka di kakinya berarti saya akan jadikan pendamping hidupa saya. Dari ketiga ujian yang di ajukan oleh Kanmasa maka, ketiga bidadari itu melakukannya, namun Wengmasa, ditimasa selau menganggap reme Watavnur karena dia merupakan adik yang bungsu. Namun pada pelakasanaanya Wengmasa dan Ditimasa selau gagal dalam melakukan ujian yang diberikan Kanmasa. Dalam ketiga ujian yang dilakukan Watavnur selalu berhasil, sehingga Kanmasa menentukan pilihanya kepada Watavnur selaku pendamping hidupnya.

Waktu terus berjalan hiduplah kedua pasangan yang sangat harmonis dan damai, namun terjadi keretahan hubungan antara Wengmasa, ditimasa terhadap adik mereka Watavnur, karena mereka cemburu bepada Watavnur sehingga Kusali di potong dan terjadi terpisa antara langit dan bumi. Kusali itu dijadikan benda adat yang sekarang keberadaanya di Alusi Kelaan.

Kanmasa, Istrinya Watavnur dan keturunannya, hidup penuh damai dan sejahtera di Negeri Kelibait yang kaya akan kekayaan alamnya. Kanmasa ingin memperluas daerah kekuasaanan sehingga menyuruh beberapa keturunanya ke beberapa Daerah yaitu ke Alusi Kelaandan ada pula yang ke Adaud.

Namun terjadi bencana yang hebat sekitar tahun tujuh ratusan sehingga Negeri Kelibait Tenggelam entah kemana keberadaanya dan hanya tedapat empat Orang bersaudara yang hidup. Empat orang bersaudara yang hidup itu pada saat terjadi bencana mereka pergi mencari makanan yang namanya Gayang di hutan sehingga mereka tidak terkena bencana. Dari empat bersaudara itu mereka bertukar saudara dan dijadikan istri. Dari kedua keluarga itulah berkembang menjadi banyak namun ada beberapa perkumpulan-perkumpulan keluarga kecil lagi di beberapa tempat yang dekat dengan Kelibait sehingga teruslah dihimpun menjadi satu yang disebut dengan Desa Kelibait.

Desa Kelibait yang dipimpin oleh Fariman Dekut melakukan musyawarah untuk menentukan Sao. Hasil Musyawarah untuk menentukan Soa yaitu ada empat Soa yakni: Soa Malinan, Soa satlia, Soa Atalik, Soa Anera. Nama nama soai itu untuk mengenang empat orang yang hidup pada saat terjadi bencana yang dasyat. Adapun tugas-tugas dari empat soa itu yakni Soa Malinan sebagai Tuan Tanah ( kubania ) , Soa Satlia sebagai Panglima perang (Mela Ulu), Soa Atalik sebagai Juru bicara ( mela ngrihi) , Soa Anera sebagai pembawa Doa ( Mela snoba ).

 

Waktu terus berjalan dan peduduk Desa Kelibait terus bertamah, namun terjadi permusuhan untuk menetukan tapal batas setiap desa sehingga pada waktu menentukan subuh pemimpin Desa Kelibait di bunuh, dan masyarakat kelibait pun berpencar. Sebagian masyarakat ke Selebah barat Desa Keliabor (Ahu Watu), namun terjadi pertikaian lagi dengan Desa Kelibar dan berpinlah lagi ke Walean. Pada saat menempati di Walean penduduk tidak merasa nyaman kerena tidak ada air Minum yang memadai untuk di minum sehingga mereka berpindah lagi ke Urantutul. Pada saat mendiami Urantutul para pemimpin menyepakati untuk merubah nama Desa bukan lagi Keliait tetapi Desa Kelaan. Kata Kelaan Berasal dari kata lalan yang artinya lama. Sehinggan pemimpin pada saat itu mereka menamakan Desa Kelaan. Sampai sekarang masyarakat masih menempati wilayah Urantutul yang disebut Desa Kelaan.

Desa Kelaan administrasi terbentuk pada tanggal 5 januari 1901, dan dipimpin oleh Jakob Lebitdula Lalin pada tahun 1901 sampai dengan 1917. Adapun pemimpin-pemimpin yang menjabat Kepala Desa/Pejabat Kepala Desa dari tahun 1901 sampai sekarang.

Scroll to Top